Apa sebenarnya Maintenance itu?

Sejak masa kecil saya dulu, saya sudah cukup "kenyang" dengan bermacam kejadian tidak menyenangkan yang saya alami ketika menggunakan kendaraan pribadi. Kejadian sepeda motor mengalami mogok di tengah jalan dengan beragam variasi kerusakan, mulai dari ban bocor, rantai macet atau putus di tengah jalan, mesin tiba-tiba mati di tengah jalan, dsb, bahkan saya pernah mengalami kejadian seperti itu di tengah malam - di mana tidak ada bengkel buka - dan mau tidak mau saya harus mendereknya sampai pulang ke rumah. Dan kalaupun ada bengkel buka, tak jarang saya temukan pemilik bengkelnya kurang ramah ketika melayani perbaikan.

Kejadian-kejadian seperti itu yang membuat saya merasa perlu untuk mendalami secara intense aktivitas-aktivitas reparasi dan dunia teknik. Ironisnya, pengalaman tersebut menjadi produk laten yang membentuk diri saya untuk mendalami bidang ini.

Saya mengenal dunia teknik bukan dari sekolah formal. Saya justru mengenal dunia teknik ketika saya sudah lulus Sekolah Menengah Atas. Suatu ketika, Paman saya melihat bakat saya dalam penalaran mekanika dan potensi saya dalam bidang ini, lalu kemudian mendaftarkan saya untuk mengikuti keterampilan mekanika di suatu Balai Latihan Kerja. Di situ, saya mengenal ada yang namanya keterampilan mengelas, mengoperasikan mesin bubut, teknik reparasi sepeda motor, dan bahkan instalasi listrik. Inilah cikal bakal di mana saya mengenal dunia teknik. Saya sudah pernah cerita disini.

Dibekali keterampilan yang saya peroleh disitu, saya menjadi akrab dengan kegiatan perbaikan kendaraan sendiri. Layaknya mekanik jalanan, saya jadi terbiasa untuk menangani perbaikan kendaraan pribadi saya sendiri, dan memperbaiki benda-benda. Bahkan ketika saya bekerja di sebuah kontraktor alat berat, saya sering turun tangan menangani permasalahan pada alat berat yang ada di lokasi maupun kendaraan operasional yang digunakan di lokasi proyek. 

Namun saya yang masih belum terdidik dengan baik waktu itu menganggap bahwa kegiatan perbaikan seperti itu adalah momen di mana seorang mekanik belajar. Ketika mesin mengalami kerusakan, mekanik ya memperbaiki mesinnya agar bekerja sebagaimana mestinya, dan kalau sudah berhasil, selesai. Rasanya ada kepuasan tersendiri setelah berhasil menangani kerusakan mesin-mesin tersebut. Saya waktu itu berpikir bahwa seorang mekanik memang akan belajar dari kerusakan yang dialami pada benda-benda yang ia kerjakan. Kalau belum rusak, kita tidak akan tahu. Karena saya akhirnya menjadi akrab dengan permesinan seperti itu, saya kemudian memutuskan untuk melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi - dan tanpa keraguan saya memilih studi Teknik Mesin sejak tahun 2015 silam.


Setelah saya menjadi manusia yang lebih terdidik, saya kemudian merenung dan menyadari bahwa ternyata mindset saya Salah. Dan ini adalah suatu kebodohan. Anda tidak salah baca, ini bahkan saya akui sendiri. Saya ada di masa seperti itu ketika saya masih belum terdidik dengan baik, dan saya bahkan terkadang ketawa sendiri mengingat bahwa saya pernah memiliki mindset seperti itu.

Kalau kendaraan pribadi kita sendiri sampai mengalami kerusakan, artinya kita belum paham dengan kendaraan kita sendiri.

Masih segar dalam ingatan saya kata-kata itu terlontar dari mulut seorang kawan zaman saya kuliah dulu pada tahun 2017 ketika memperbaiki kendaraan di Work Shop kampus, yang membuat saya merasa tertampar dan menyadarkan saya tentang esensi sebenarnya dari maintenance. Jadi maintenance itu bukan hanya sekedar reparasi.

Mindset bahwa peralatan atau kendaraan baru diperbaiki ketika terjadi permasalahan adalah mindset kuno, dan (mohon maaf) filosofi itulah yang menyebabkan sebagian besar orang mentok hanya bisa memelihara kendaraan sejuta umat.

Kendaraan itu harus dirawat sebaik-baiknya, sebelum dia memaksa kita untuk merawatnya - dengan biaya yang tinggi juga.

Mana ada orang yang mau kendaraan kesayangannya mengalami kerusakan?

Sejak saat itu, saya jadi telaten merawat kendaraan pribadi saya dengan sebaik-baiknya, bahkan beberapa parameter pentingnya - termasuk riwayat sejarah kerusakannya dan penanganannya - sampai saya catat dengan detail dalam buku jurnal khusus saya untuk menggambarkan riwayat kendaraan saya dari masa ke masa.

Jadi apa itu maintenance?

Sekarang mari kita membahas definisi resmi dari maintenance.

Maintenance adalah segala bentuk tindakan yang memiliki tujuan mempertahankan atau mengembalikan suatu benda kepada kondisi di mana ia dapat melakukan fungsi kerja yang dibutuhkan pada tingkat kehandalan dan keselamatan yang diinginkan. Dan tindakannya meliputi kombinasi berbagai aktivitas teknis maupun non-teknis, termasuk administratif (pencatatan), pengelolaan, dan pengawasannya. - United States Department of Defense

Jadi dia bukan cuma sekedar reparasi saja. Yang menjadi kata kunci disini adalah kehandalan dan keselamatannya.

Saya mendapatkan pelajaran berharga seperti ini dimulai dari kisah pribadi saya di atas, kemudian berkecimpung menjadi seorang teknisi dan engineer ketika terjun ke industri. Saya sadar bahwa Maintenance itu sebenarnya lebih dari sekedar reparasi.

Sejak saya memiliki hobi menulis dan pernah melakoni pekerjaan klerikal, saya pun juga jadi senang dan terbiasa mempelajari segala bentuk form-form maintenance. Lain industri tentu saja lain juga penerapannya – walaupun sebenarnya tujuan maintenance itu sama:

  • Mempertahankan efisiensi
  • Mempertahankan kehandalannya, dan
  • Mempertahankan usia pakainya.

Maintenance itu sendiri kemudian bisa dikategorikan lagi berdasarkan sifatnya menjadi seperti berikut:

  • Preventive Maintenance (perawatan pencegahan), peralatan diperiksa dan diservis secara terencana. Ada yang menyebutnya juga dengan periodic maintenance. Intinya disini pemeliharaan dilakukan sebelum terjadi kerusakan.
  • Predictive Maintenance (perawatan yang diprediksi), pemeliharaan yang dilakukan pakai pengamatan data dan informasi terkait dari alat yang dipelihara. Jadi ini sifatnya lebih canggih lagi, asal kita punya data, tentu kita bisa menebak.
  • Breakdown Maintenance, yaitu perawatan yang dilakukan ketika mesinnya mengalami kegagalan (alias rusak).

Dari pembagian berdasarkan sifatnya inilah yang membuat saya sekarang paham bahwa mindset ketika mesin bermasalah baru diperbaiki itu adalah hal yang seharusnya ditinggalkan, karena ini artinya kita terpaksa melakukan breakdown maintenance. Breakdown maintenance itu sendiri sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dihindari, tapi memang harus disikapi supaya dia tidak mengganggu aktivitas.

Untuk aktivitasnya sendiri, maintenance itu meliputi berbagai macam fungsi yang bisa didefinisikan sebagai Maintenance, Repair, dan Overhaul (dijadikan abbrevation MRO). Dalam bahasa Indonesia, kita menyebutnya Perawatan, Perbaikan, dan Peremajaan (Overhaul). Overhaul adalah perawatan besar pada komponen, struktur, maupun engine peralatan/kendaraan untuk mengembalikan kondisi awal sesuai standar pembuatnya.
Jadi ini adalah pengelompokkan dari fungsi aktivitas maintenance dilihat dari seberapa berat level penganannya, mulai dari:

  • sekedar melakukan perawatan rutin (membersihkan bendanya, mengganti cairan pelumas/olinya, memeriksanya, mengencangkan bagian-bagian yang kendur, dll)
  • melakukan reparasi pada benda-benda yang memang sudah wayahnya diganti, sampai
  • melakukan perbaikan berat pada komponen-komponen rumit yang harus ditangani pakai alat-alat dan keterampilan/cara khusus (misalnya: menurunkan blok mesin. atau segala bentuk aktivitas reparasi pada bagian vital lainnya).

Semua material komponen itu punya usia teknis atau keusangannya. Makin berkurang usia teknisnya itu, pasti makin turun juga performanya. Jadi hal ini memperpendek usia peralatan secara keseluruhan juga. Jadi tujuan maintenance itu artinya kita mempertahankan usia pakai dari peralatannya, dan meminimalisir kerusakan yang terjadi. Makanya kata kuncinya terletak pada kehandalan dan keselamatan. Kalau Anda sukses memelihara mesin, berarti bisa kita katakan dia handal dan tahan lama. Kita juga dapat mencegah potensi bahaya dari apa yang terjadi ketika peralatan yang dirawat itu mengalami kerusakan, oleh karena itu ini juga terkait dengan safety.

Basic nya kurang lebih seperti itu.

Di artikel berikutnya, saya akan membahas beberapa hal terkait tolak ukur dari maintenance nya lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Saya Menyusun Trip Logbook & Refuelling Prediction dengan Microsoft Excel

Mengapa Saya Menulis di Blog ini?